kali ini kita akan membahas cara memperoleh lensa makro dari lensa kit anda dengan menggunakan reverse ring.
Kelihatannya aneh, tapi saat kita memasang sebuah lensa prime 50mm
atau lensa kit zoom standar (18-55mm atau 17-50mm) secara terbalik
disebuah kamera (ujung depan lensa menempel ke body kamera) menggunakan
alat tambahan bernama reverse ring, kita akan mendapatkan lensa makro
berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Kita sebenarnya bisa memakai
lensa lainnya, namun lensa prime 50mm dan lensa kit zoom standar
tampaknya menjadi pilihan banyak orang karena harganya relatif murah.
Lensa dengan focal length lebih panjang dibanding 50mm memberi
efek perbesaran (magnification) yang terlalu sedikit, sementara lensa
lebar memberi efek perbesaran yang terlalu banyak.
Karena kebanyakan dari pemilik kamera DSLR sudah memiliki lensa kit
zoom atau lensa prime 50mm, maka metode lensa makro dengan reverse ring
ini menjadi pilihan yang sangat menarik. Cukup dengan membeli sebuah
ring kecil dengan harga sangat murah (bahkan kadang tidak sampai Rp 100
ribu), kita sudah memiliki lensa khusus makro berkualitas lumayan dan
bisa memotret benda-benda kecil dari jarak sangat dekat.
Ada dua cara dalam memakai reverse ring:
Membalik Lensa Tunggal
Cara pertama adalah dengan membalik sebuah lensa tunggal. Untuk ini
kita membutuhkan sebuah reverse ring dan lensa zoom kit atau lensa 50mm.
Reverse ring merupakan sebuah cincin kecil dengan satu sisi masuk ke
ujung depan lensa sementara sisi satunya masuk ke mount kamera.
Sebuah lensa prime 50mm yang terpasang ke kamera crop (Canon 600D
atau Nikon D3200) dengan reverse ring memiliki reproduksi 1:1, sama
seperti lensa makro Canon 85mm seharga Rp. 5 Juta atau lensa Tamron 90mm
macro seharga Rp. 3,5 Juta.
Kerugian utama memakai reverse ring adalah kita kehilangan koneksi
elektronik antara kamera ke lensa, sehingga autofokus tidak akan bekerja
dan kita harus mengeset fokus secara manual. Namun metering tetap akan
bekerja seperti biasa, cukup gunakan mode P (Program) atau Aperture
Priority. Untuk mengubah nilai aperture tidak akan bisa dilakukan dari
kamera, maka jika anda memiliki lensa dengan aperture ring (biasanya
lensa generasi lebih lama) anda memiliki keuntungan bisa mengubah-ubah
nilai aperture. Sementara jika lensa tidak memilik aperture ring
(rata-rata lensa modern tidak memiliki aperture control di lensa), kita
terpaksa menggunakan bukaan terbesar (nilai F terkecil) sehingga kita
hanya memiliki
Depth of field yang sempit.
Jika faktor ini (DOF sempit, autofokus mati) membuat anda malas mencoba
reverse ring, anda bisa membaca cara kedua dibawah ini atau anda bisa
menggunakan extension tube yang memiliki koneksi elektronis dengan
kamera,
baca caranya disini.
Reverse Ring Lensa Double
Dengan beberapa batasan saat menggunakan satu lensa dibalik
(autofokus mati, DOF sempit) kita bisa mengakalinya dengan memasang
lensa terbalik didepan lensa lain yang dipasang normal. Dengan cara ini
kita masih bisa mengontrol depth of field dan bisa mendapatkan
autofokus.
Lensa yang dipasang normal ke kamera dinamai lensa primary sementara
lensa yang dipasang terbalik didepan lensa primary dinamai lensa
secondary.
Untuk menggunakan cara ini, kita membutuhkan lensa 50mm dan sebuah
lensa panjang (idealnya diatas 85mm) untuk menghindari vignetting dan
sebuah ring bernama macro coupler. Makin panjang lensa primary anda,
makin besar pula efek perbesaran foto. Jika anda memakai lensa lebar
sebagai pengganti lensa 50mm maka efek perbesaran akan makin besar.
Macro coupler atau juga biasa disebut male to male ring adapter (m2m)
hanyalah sebuah cincin logam dengan ukuran spesifik yang harus sesuai
ukuran filter thread lensa anda. Jika anda tidak bisa menemukan adapter
yang memiliki ukuran sesuai, anda bisa memanfaatkan step up atau step
down ring.
Oke, selamat mencoba dan harap bersabar, dua cara diatas membutuhkan kesabaran ekstra.